REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU – Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu belum menemukan Harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatrae) yang memangsa seorang petani di Desa Pino Baru, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu.
"Tim kami masih menelusuri lokasi penyerangan di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda kemunculan harimau," kata Kepala BKSDA Bengkulu, Amon Zamora, Senin (26/).
Ia mengatakan sudah menurunkan tim beranggotakan 14 orang untuk memantau lokasi penyerangan terhadap seorang warga Desa Pino Baru tersebut hingga menyebabkan korban tewas.
Identifikasi tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengetahui kepastian lokasi kejadian yang diperkirakan berada di dalam kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul, berjarak 20 kilometer dari Desa Pino Baru.
Meski sudah diketahui lokasi kejadian berada di dalam kawasan hutan, namun tetap perlu diambil titik koordinat serta memantau jika harimau tersebut masih berkeliaran di sekitar lokasi penyerangan. "Jika sudah ada korban jatuh, harimau memiliki perilaku mengulang kembali. Jadi warga yang memasuki Hutan Lindung Bukit Sanggul harus waspada," pesan Amon.
Imbauan dan larangan memasuki Hutan Lindung Bukit Sanggul sudah disosialisasikan petugas BKSDA kepada warga Desa Pino Baru, agar tidak memasuki kawasan Bukit Sanggul.
Sebelumnya, seorang warga Desa Pino Baru, Kecamatan Air Nipis, Kabupaten Bengkulu Selatan, Milyan (18), ditemukan tewas diterkam harimau. Kondisi tubuhnya yang mengenaskan ditemukan di kebun kopi miliknya, di kawasan Bukit Sanggul, Ahad (11/9).
Menurut Amon, lokasi kejadian yang terdapat di dalam Bukit Sanggul merupakan habitat asli Harimau Sumatera. Tidak diketahui secara pasti bagaimana korban diserang harimau karena tidak ada saksi mata.
Namun diperkirakan jarak korban dengan harimau yang cukup dekat membuat ia tidak sempat menyelamatkan diri dari serangan si raja hutan. "Menurut warga yang menemukan korban, di sekitar mayat korban terdapat banyak jejak harimau. Korban dibawa pulang ke perkampungan penduduk dengan cara digotong secara bergantian oleh teman-temannya," tutur Amon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar